Eksport dan import menjadi kegiatan ekonomi yang pasti dialami oleh seluruh negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Berbagai perusahaan jasa import dan eksport semakin banyak bertebaran melihat peluang yang besar dari sektor tersebut.

Melihat statistik dan rincian laporan eksport-import pada kuartal pertama 2021 ternyata cukup membanggakan sekaligus memberi peluang besar. Bagaimana tidak, Badan Pusat Statistik saja mencatat jika neraca perdagangan Indonesia masih mengalami surplus yang terjadi karena peningkatan eksport yang mencapai 17,11% dengan import naik 10,76%.

Januari 2021

Melihat perkembangan eksport-import pada awal tahun bisa dibilang cukup menggembirakan. Terdapat beberapa sektor yang mengalami peningkatan meskipun masih ada juga yang mengalami penurunan akibat masih terdampak pandemi Covid-19. Adapun rincian laporan eksport-import yang dialami adalah sebagai berikut.

  1. Eksport

Nilai eksport Indonesia pada Januari 2021 mencapai US$15,30 miliar. China tercatat sebagai negara tujuan eksport terbesar di Januari 2021 dengan mencapai US$3,05 miliar, disusul Amerika Serikat (US$1,68 miliar) dan Jepang (US$1,25 miliar). Sementara itu, eksport ke negara-negara ASEAN dan Uni Eropa masing-masing berkontribusi sebesar US$3,05 miliar dan US$1,17 miliar.

  1. Import

Pada Januari 2021, terjadi penurunan 7,59% dibanding periode Desember 2020 meskipun nilai impor mencapai US$13.34 miliar. Adapun negara-negara pemasok barang impor terbesar selama Januari 2021 adalah China (US$4,15 miliar), Jepang (US$0,87 miliar), dan Singapura (US$0,69 miliar). Adapun pada negara-negara ASEAN dan Uni Eropa masing-masing senilai US$2,12 miliar dan US$0,75 miliar.

Februari 2021

Pada bulan Februari, Indonesia kembali mengalami surplus sebesar US$1 miliar yang berasal dari sektor nonmigas US$2,44 miliar dengan defisit pada sektor migas sebesar US$0,44. Tentunya hal ini menjadi tantangan sekaligus kabar menggembirakan bagi para pemilik jasa import dan eksport karena terjadi pertumbuhan ekonomi yang akan membantu terjadinya keuntungan.

  1. Eksport

Pada bulan Februari 2021, terjadi penurunan nilai eksport sebesar 0.19% dibandingkan dengan nilai eksport Januari 2021 meskipun nilainya mencapai US$15.27 miliar. China masih menjadi negara tujuan eksport terbesar dengan nilai US$2,95 miliar, disusul oleh Amerika Serikat (US$1,86 miliar), dan Jepang (US$1,20 miliar). Sementara untuk negara-negara ASEAN dan Uni Eropa masing-masing sebesar US$2,99 miliar dan US$1,13 miliar.

  1. Import

Penurunan juga terjadi pada nilai impor sebesar 0,49% dibanding dengan periode Januari 2021 meskipun nilai import mencapai US$13,26 miliar. Adapun negara pemasok terbesar masih didominasi oleh China (US$8,06 miliar), Jepang (US$1,86 miliar), dan Singapura (US$1,31 miliar). Impor nonmigas dari ASEAN sebesar US$4,41 miliar dan Uni Eropa US$1,55 miliar.

Maret 2021

Pada bulan Maret, masih terjadi surplus sebesar US$1,57 miliar yang berasal dari sektor nonmigas US$2,94 miliar dengan defisit US$1,37 miliar pada sektor migas.

  1. Eksport

Nilai eksport Indonesia pada bulan Maret 201 mencapai US$18,35 miliar dengan kenaikan mencapai 20,31% dibanding bulan sebelumnya. Adapun negara dengan tujuan eksport terbesar masih sama, yakni China (US$3,73 miliar), Amerika Serikat (US$2,07 miliar) dan Jepang (US$1,38 miliar).

  1. Import

Dilihat dari data berbagai perusahaan jasa import barang, kenaikan cukup signifikan terjadi pada bulan Maret ini dibandingkan dengan Februari 2021 yakni mencapai US$16,79 miliar atau naik 26,55%.

Adapun negara terbesar untuk barang-barang import ini adalah China (US$12,04 miliar), Jepang (US$3,13 miliar) dan Korea Selatan (US$2,34 miliar). Sementara, impor ke negara-negara ASEAN mencapai US$7,16 miliar dan Uni Eropa US$2,41 miliar.